Hampirdi setiap trek adalah jalur menanjak dan sedikit sekali jalan datar. Gunung Gede Pangrango memiliki 3 jalur pendakian resmi yaitu jalur Cibodas, jalur Gunung Putri dan jalur Selabintana. Jalur Cibodas adalah pilihan favorit pertama karena di jalur ini terdapat banyak spot wisata alam yang sangat bagus, dan sumber air berlimpah. Pendakian ke puncak Gunung Gede via Putri kami lakukan pada 27-29 Mei 2022. Pendakian yang memang direncanakan santai. Kalau sampai puncak alhamdulillah. Nggak juga nggak apa. Lana nggak ikut kali ini. Pesertanya cuma Papa, Mama dan Keano. Buat Papa Herwin dan Keano ini pertama kali ke Gunung Gede. Sementara buat Mama Yossie, ini kayak nostalgia karena dulu jaman mahasiswa hampir tiap tahun naik ke Gede. Dulu kan masih aktif di Group Pencinta Alam Aesthetica ISTN soalnya. Pelantikan anggota baru acaranya ya pasti lewat Gunung Gede, lanjut ke Gunung Pangrango setiap tahun. Sekarang mendakinya ngajak keluarga. Untuk anak-anak Gunung Gede termasuk aman menurut kami. Jalurnya sudah jelas terbaca. Nggak ada yang ekstrim banget. Cuma pegel aja, karena pendakian ke puncak Gunung Gede via Putri tanjakannya lebih berat dibanding lewat jalur Cibodas. Meski begitu, lewat sini bisa lebih cepat sampainya ke puncak. Sudah begitu dapat bonus bisa lewatin alun-alun Surya Kencana yang bagus banget sebelum kita sampai puncak. alun-alun surya kencana Kami sampai di area base camp Gunung Putri pas waktunya shalat Jumat. Papa Herwin dan Keano shalat dulu. Setelah itu kita makan siang di base camp Yaman, yang lokasinya persis di depan parkiran mobil. Yup, di sini ada lahan parkir bersama buat kendaraan roda empat. Memudahkan banget buat kita yang bawa mobil sendiri. Biaya parkir 30 Ribu rupiah perhari. Kalau dua hari ya kali dua aja. Memang dikondisikan buat parkir inap di sini. Penjagaannya juga cukup aman. Parkiran ini dikelola oleh warga setempat. Kelar makan siang, kami segera menuju base camp Hadi. Nah BC Hadi ini udah gak bisa mobil masuk. Mesti jalan kaki. Lokasinya persis berhadapan dengan Pos Pemeriksaan SIMAKSI Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sesuai namanya, yang punya base camp namanya Kang Hadi. Kami mempercayakan Kang Hadi mulai dari ngurusin SIMAKSI sampai cariin porter. Jadi pas kita dateng semua sudah ready, tinggal nanjak aja. Kang Hadi cuma butuh foto KTP kita di setor duluan sebelum keberangkatan kita ke sini. Untuk pengurusan SIMAKSI, kami bayar 75 Ribu rupiah perorang. Anak-anak seusia Keano 11 tahun gak perlu bayar. Sementara tarif porter 500 Ribu perhari. Kalau rencana jalannya dua hari ya kali dua aja. Cukup satu porter buat rombongan kecil kami. Di carrier yang dibawa porter isinya logistik mentah, peralatan masak dan makan, cadangan air, tenda, dan cadangan baju. Sementara tas kami isinya yang ringan-ringan kaya sepasang baju ganti, snack, minum pribadi sama sleeping bag. Kang Ikin, porter andalan Alhamdulillah dapat porter yang sabar dan kalem. Kang Ikin namanya. Bisa menyesuaikan juga sama ritme mendaki kami yang mungkin mirip siput lambatnya. Fisik sih memang seadanya. Yang penting mental mesti dijaga. Berikut ini adalah rute pendakian ke Puncak Gunung Gede via putri. BASE CAMP-POS 1 Informasi Lama Rute ini bisa dibilang pemanasan. Masih agak landai jalurnya. Dari kawasan base camp nanti kita melewati jalan yang kanan kirinya adalah ladang sayur warga. Nanti kita bakal ngelewatin tempat pembuangan sampah akhir. Ini tempat pendaki mengumpulkan sampah yang mereka bawa dari gunung. Setelah itu jalan lagi bakal ketemu pos ojek. Yes, sampai pos ojek ini, memang kita masih bisa naik ojek. Gak mesti jalan kaki. Tapi ya itu pilihan aja sih. Biasanya pos ojek ini berguna pas pendaki turun saking lelahnya sudah gak sanggup jalan kaki lagi sampai base camp. Atau juga ada yang cidera kaki. Selebihnya lebih banyak yang jalan kaki di rute ini. Mulai dari pos ojek kita bakal masuk hutan. Dari base camp menuju pos satu jaraknya hampir dua kilometer. Waktu perjalanan sekitar 1,5 sampai 2 jam. Menandainya gampang. Ada gapura selamat datang yang bentuknya cocok banget buat latar film horror hehehe… Jalur pendakian Gunung Gede via Putri POS 1 Informasi Lama- POS 2 Leugok Leunca Gak lama istirahat di pos satu, naik lagi ke atas. Di Gunung Gede ini kita ketemu banyak warung. Makanya penting bawa duit cash kalau nanjak ke sini biar bisa jajan. Jajanan di warung rata-rata gorengan, snack, mie cup, aneka minuman kemasan dan semangka. Semangka perpotong di jual 5 ribu, kalau gorengan 2 ribu. Yang mahal itu air mineral kemasan. Botol kecil 600ml 15 ribu. Botol gede liter 35 ribu. Mahal karena kebayang juga susah dan beratnya bawa ke sini. Kalau gorengan masih termasuk murah karena bahan-bahannya banyak tersedia di kebun warga. Mereka bawa bahan mentah terus goreng deh di atas. Kita bisa makan hangat-hangat kalau gorengan ini. Warung di jalur pendakian Gunung Gede via Putri Dari pos satu ke pos dua nggak terlalu jauh. Dengan kecepatan kami, jalan sekitar satu jam sudah sampai. Nama posnya Leugok Lenca dengan ketinggian 1993 mdpl. Di pos dua kami istirahat sebentar. Di sini juga ada warung lagi. Tapi kita nggak jajan. Melainkan buka bekal yang dibawa Keano. Tas Keano banyak banget isi makanan soalnya. Lumayan mengurangi beban kalau dimakan. POS 2 Leugok Leunca – POS 3 Buntut Lutung Pendakian Gunung Gede via Putri terus berlanjut meskipun di rute ini kami sempat kehujanan. Hari juga mulai gelap. Kami sempat berteduh di sebuah warung saat Maghrib tiba. Diskusi dengan Mang Ikin, porter kami, menurutnya kami lebih baik melanjutkan perjalanan. Nanti baru ngecamp di Pos 3, dan besoknya langsung bisa lanjut mendaki. Tadinya memang sempat goyah untuk bermalam di dekat warung tempat kami berteduh ini. Jalan malam di hutan itu gak nyaman. Gelap, nggak keliatan apa-apa. Apalagi bawa anak seusia Keano. Fisik juga semakin drop. Ditambah lagi badan terasa dingin karena kehujanan. Tapi kami bertekad malam itu untuk sampai Pos 3. Biar istirahatnya enak dan nggak ninggalin banyak PR buat perjalanan besok. Alhamdulillah, sebentar saja jalan gelap-gelapan sudah sampai di pos 3 Buntut Lutung. Sekitar jam 7 malam kami sudah bisa masuk tenda. Pos 3 Buntut Lutung ketinggiannya sekitar 2300 Mdpl. Tempatnya cukup luas buat pendaki ngecamp. Selain kami ada beberapa tenda juga yang digelar di sini. Biasanya mereka pendaki santai kayak kami. Berangkat siang atau sore, malamnya ngecamp di Pos 3 atau Pos 4. Besoknya jalan lagi, lanjut ngecamp di alun-alun Surya Kencana. Subuh baru muncak buat liat sunrise, setelah itu turun pulang. Itu kalau pendakian Gunung Gede via Putri selama 3 hari dua malam. Ada juga yang ngegas cuma dua hari 1 malam. Pagi nanjak, malamnya ngecamp di Surya Kencana, besokannya muncak habis itu pulang. Sekarang ini bahkan gasnya lebih pol lagi. Soalnya lagi musim trail run. Itu ada yang bisa-bisanya lari seharian bolak balik nanjak sampai Puncak Gede langsung turun lagi. Gila banget fisiknya. Kami sendiri ambil yang selow aja. Target Keano cuma kepengen melihat alun-alun Surya Kencana. Tadinya malah sempat ngajakin pulang saat bangun tidur di pos ini. Tapi itu rupanya efek sakit perut karena mau BAB. Setelah diajarin cara BAB di gunung, Keano kembali ke tenda dengan wajah lega. Gak lama kemudian, dia bilang pengen lanjut mendakinya. Kami sebagai orang tua tinggal mengikuti saja. POS 3 Buntut Lutung – POS 4 Simpang Maleber Sekitar jam 10 pagi, barulah kami beranjak dari Pos 3. Agak siang karena paginya masih gerimis, angin juga kencang bertiup. Menunggu matahari agak terang baru melanjutkan perjalanan. Saran Mang Ikin untuk ngecamp di Pos 3 tepat banget. Karena dari Pos 3 menuju Pos 4 Simpang Maleber adalah jalur yang paling berat. Tanjakannya panjang-panjang, hampir nggak ada jalan datar. Pas banget semaleman recharge energi, paginya jadi masih segar badan menghadapi tanjakan. Kalau orang-orang biasanya sekitar 2 jam melalui jalur ini. Di pos 3 menuju pos 4 ada beberapa pos bayangan. Ada beberapa warung juga. Jalur juga semakin siang semakin rame. Sekitar jam 11 kami sampai di pos bayangan Lawang Saketeng namanya. Pos 4 Simpang Maleber masih agak jauh di depan. Kami sempatkan istirahat dulu. Mesti pinter-pinter ngatur energi. Biar pelan yang penting nanti sampai di tujuan. Yang bikin seneng nih, drama keano minta pulang di pos 3 sudah menguap begitu aja. Sepanjang perjalanan anak ini moodnya keliatan bagus. Capek iya, tapi nggak jadi alasan dia untuk menghentikan perjalanan. Dan kamipun sampai di Simpang Maleber lebih cepat dari yang direncanakan. Belum jam 12 siang, kita sudah tiba. POS 4 Simpang Maleber – POS 5 Alun-alun Timur Surya Kencana Di Pos 4 Simpang Maleber, suasana lebih ramai dibanding Pos 3. Sudah bercampur dengan pendaki yang turun juga soalnya. Ketemulah macam melting point di Pos 4 ini. Ketinggian lokasi ini sekitar 2627 mdpl. Di pos 4 ini, Mama Yossie ketemu para sahabat sejak kuliah dulu. Sama-sama anggota grup pencinta alam aesthetica ISTN. Pendakian ini rencananya juga pengen ketemu sama mereka. Cuma karena kesibukan masing-masing gak bisa bareng-bareng jalannya. Ntar ketemu di atas saja. Begitulah perjanjiannya. Benar juga sih ketemu, tapi kami baru naik, ada yang sudah turun. Sebagian masih ngecamp di Surya Kencana. Bisa turun bareng-bareng besok siang. Di Pos 4 ini kembali jajan dan beli air minum. Cadangan air di porter masih ada sebenarnya. Tapi buat bekal di jalan kami pilih beli. Dari Pos 4 ke Pos 5 Alun-alun Timur Surya Kencana, sebenarnya rute pendek. Tanjakannya sudah berkurang. Ada beberapa bagian jalan datar sebagai bonus. Kira-kira jalur ini bisa ditempuh dengan waktu perjalanan sekitar satu jam. Setelah cukup istirahat, jajan dan ngobrol di Pos 4, perjalanan kami lanjutkan. Sekitar jam akhirnya kami sampai di alun-alun Surya Kencana. Pemandangan padang edelweiss jadi hiburan tersendiri buat mata. Cita-cita Keano kesampaian. Menginjakkan kaki di alun-alun seluas kurang lebih 50 hektar ini. POS 5 Alun-alun Timur Surya Kencana – Alun-alun Barat Surya Kencana Pos 5 jalur pendakian Gunung Gede via Putri menjadi gerbang masuk menuju Alun-alun Surya Kencana. Savanna luas ini diapit dua gunung, yakni Gunung Gede dan Gunung Gemuruh. Ada banyak pendaki yang ngecamp di Pos 5 ini. Padahal, untuk menuju puncak Gunung Gede, kita mesti melintasi alun-alun ke bagian barat, terus baru deh nanjak ke area kawah. Ini sih sebenarnya pilihan saja. Mau ngecamp di bagian timur atau barat. Kalau kami, mending lanjut perjalanan ke bagian barat, biar besok kalau mau nanjak ke puncak lebih dekat. Alun-alun Surya Kencana ketinggiannya sekitar 2750mdpl. Kita melintasi padang rumput yang datar dan luas menuju alun-alun barat dari arah timur. Sebenarnya sih bisa ditempuh dalam waktu sekitar setengah jam. Tapi karena lokasinya bagus, jadi banyak berhenti untuk istirahat sambil menikmati keindahannya. Lagi pula, hari ini nggak ada lagi yang dikejar. Targetnya cuma buka tenda di alun-alun barat, terus istirahat. Makanya jalannya santai saja di sepanjang Surya Kencana. Pas banget matahari juga lagi bagus-bagusnya. Padahal tadi pagi sempat gerimis, mendung, dan angin yang suaranya kedengar gak karuan. Kalau kita ngecamp di alun-alun barat, lebih dekat ke mata air. Ada mata air alami di sini. Gak perlu beli lagi. Kami mencari lokasi ngecamp agak di pinggir untuk menghindari dinginnya hembusan angin. Di alun-alun barat juga ada warung. Tapi kan tau sendiri harga air cukup mahal. Kalau jajan gorengan aja sih masih bisa banyak. Kalau air lebih baik ngambil sendiri di mata air. Alun-alun Barat Surya Kencana – Puncak Gunung Gede Nah, sekarang nih waktunya menuju puncak. Nikmatnya pendakian ke Puncak Gunung Gede via Putri adalah kita bisa melihat alun-alun Surya Kencana duluan. Tempat ini adalah salah satu daya tarik Gunung Gede selain tentu saja puncaknya. Dari alun-alun barat Surya Kencana menuju Puncak Gede, perjalanan sekitar 30-45 menit. Biasanya pendaki meninggalkan barang-barang di tenda, bawa bekal seperlunya aja ke puncak. Kecuali pulangnya nanti mau lewat jalur Cibodas, gak lewat Putri lagi ya mau nggak mau harus diangkut semua karena arahnya berlawanan. Pemandangan dari Puncak Gunung Gede, tampak Gunung Pangrango Puncak Gunung Gede ketinggiannya 2958 mdpl. Jalur naik keatas lumayan ngetrek, tapi ya nggak sulit-sulit banget. Keliatan jalannya. Sisakan saja cadangan nafas yang banyak hehehehe.. Jalaur ngetrek lumayan bikin cepet ngos-ngosan soalnya. Kalau naik pagi enaknya udara masih agak dingin. Jadi gak terlalu keringetan. Gak mesti bertempur juga dengan panasnya matahari pagi. Saat naik ke puncak, Keano kami tinggal di tenda. Ada porter kami, Kang Ikin yang jaga. Plus ada juga sejumlah teman dari GPA Aesthetica ISTN yang sudah ngecamp duluan. Nitip juga ke mereka. Kawah Gunung Gede ini masih aktif meskipun statusnya dalam kondisi normal sekarang-sekarang ini. Dari puncak Gunung Gede keliatan puncak Gunung Pangrango. Kalau mau ke sana mesti turun dulu ke arah Kandang Badak baru ketemu jalur naiknya. Demikian jalur pendakian ke Puncak Gunung Gede via Putri. Base camp pendakiannya terletak di Sukatani, Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Arahnya gak jauh dari Istana Cipanas. Untuk info pendakian, bantuan pengurusan SIMAKSI, porter atau perlu base camp transit sebelum nanjak bisa kontak ke BASE CAMP HADI. Kang Hadi-nya ramah dan siap membantu. Di bawah ini adalah peta lokasi Base Csmp Hadi alias Gede Pangrango Adventure. Gak susah nyarinya dan mudah dikontak orangnya. Berikut ini kami lampirkan itinerary pendakian Gunung Gede via Putri yang kami jalani. Jumat, 27 Mei berangkat sampai Basecamp, jum’atan, berangkat dari Basecamp pos pos warung gorengan18..45 sampai pos 3. Buka tenda Sabtu, 28 Mei berangkat dr pos pos bayangan Lawang pos 4 Simpang berangkat dr pos Pos 5 alun-alun timur Surya Alun-alun barat Surya Kencana Minggu, 29 Mei otw turun alun-alun barat pos pos 4-pos bayangan lawang Pos bayangan-pos pos 3 pos pos 1 Base Camp Hadi Buat Keano, ini adalah pendakian gunung ketiganya. Sebelumnya, Keano dan kakaknya Lana, pernah kami ajak naik Gunung Papandayan dan Gunung Prau. Berikut ini selengkapnya video jalur pendakian Gede via Putri
GunungGede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango. Gunung ini berada di wilayah tiga kabupaten yaitu kabupaten Bogor, Cianjur, Sukabumi. Gunung gede sendiri berdekatan letaknya dekat gunung Pangrango 3019mdpl. Yang harus kalian ketahui Guys, Gede dan Pangrango adalah gunung yang berbeda dan memiliki puncak masing-masing ya guys.

Jalur Pendakian Gunung Gede via Putri Gunung Putri dikenal sebagai jalur yang cukup berat karena medannya yang terjal dan didominasi tanjakan. Namun jalur ini merupakan jalur dengan jarak terpendek diantara tiga jalur lainnya. Apabila rata-rata waktu tempuh untuk pendakian Gunung Gede melalui jalur Cibodas adalah 10 jam, maka melalui jalur Putri ini bisa lebih cepat 2-3 jam. Adapun lokasi jalur pendakian Gunung Gede via Putri terletak di Kp. Gunung Putri, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Jalur ini bisa dibilang sebagai jalur yang ramah pemula karena kondisi jalur dan penanda arah yang cukup jelas. Terkait pos pendakian Gunung Gede via Putri terdapat 5 pos yaitu pos informasi, pos Legok Leunca, pos Buntut Lutung, pos Simpang Maleber, dan pos ke-5 Alun-alun Suryakencana Timur. Jalur pendakian gunung Gede via Putri. Foto Jalur ini mempunyai keunikan tersediri karena sepanjang perjalanan mendaki akan mudah ditemukan wargun alias warung gunung. Warung gunung ini biasanya berupa lapak sederhana dengan terpal atau meja kecil yang dibuat warga sekitar untuk berjualan kopi, gorengan dan makan ringan lainnya. Keberadaan wargun di sepanjang jalur pendakian Gunung Gede via Putri ini cukup membantu mempermudah para pendaki terkait kebutuhan logistik selama perjalanan mendaki. Rute Manuju Lokasi Pendakian Gunung Gede via Putri Lokasi jalur pendakian gunung Gede via Gunung Putri berada di daerah Cipanas, Cianjur sehingga cukup mudah diakses karena cukup berdekatan dengan kota-kota besar di Jawa Barat seperti Bandung dan wilayah Jabodetabek. Adapun terkait akses baik menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi rutenya hampir sama. Rute Transportasi Gunung Gede via Putri dari Jakarta Rute transportasi menuju jalur pendakian Gunung Gede via Putri dari Jakarta dengan kendaraan umum bisa menggunakan bus jurusan Jakarta – Bandung, Bogor – Bandung yang melewati puncak turun di pertigaan Cibodas. Rute dari Terminal Cipanas ke Gunung Putri menggunakan angkot hanya sekitar 30 menit atau berjarak 7 km, menuju Pasar Cipanas, lalu ke pertigaan Cipanas, kemudian gunakan angkot kuning atau ojek dengan tujuan Gunung Putri. Rute Transportasi Gunung Gede via Putri dari Stasiun Bogor Sedangkan rute transportasi menuju jalur pendakian Gunung Gede via Putri dari Stasiun Bogor bisa dengan naik angkot 03 turun di halte Damri. Dilanjutkan naik angkot 01 ke Pasar Ciawi, lalu naik elf berwarna putih turun di Pasar Cipanas. Selanjutnya menyebrang ke pertigaan Cipanas untuk naik angkot kuning menuju pintu masuk Gunung Putri. Waktu tempuh sekitar 2-3 jam perjalanan. Rute Transportasi Gunung Gede via Putri dari Bandung Adapun rute transportasi menuju jalur pendakian Gunung Gede via Putri dari Bandung dengan kendaraan umum bisa menggunakan bus Bandung – Sukabumi menuju Terminal Rawa Bango, Cianjur. Dari terminal Cianjur dilanjutkan 2 kali naik angkutan umum menuju Pasar Cipanas. Kemudian dari Pasar Cipanas lanjut ke lokasi pendakian atau basecamp Gunung Putri dengan menumpangi angkot atau ojek. Sebagai alternatif yang lebih fleksibel untuk menuju lokasi pendakian via Gunung Putri bisa juga menggunakan sewa jasa transportasi basecamp Putri. Untuk memudahkan para pendaki dalam perjalanan mendaki via jalur Gunung Putri, pihak TNGGP melalui websitenya memberikan informasi terkait peta. Adapun peta jalur pendakian Gunung Gede via Putri tersebut disajikan dalam bentuk peta interaktif daeri Google Maps. Peta interaktif tersebut dapat diakses di sini. Pada peta tersebut terdapat informasi terkait ketiga jalur yang ada yaitu jalur Cibodas, jalur Gunung Putri dan jalur Selabintana. Adapun untuk jalur pendakian gunung Putri ditandai dengan warna kuning, silahkan di perhatikan jalur, keterangan dan lokasi pos-posnya. Mengurus Simaksi Pendakian Gunung Gede via Putri Sebelum melakukan pendakian Gunung Gede via Putri tentunya pendaki harus mempunyai izin pendakian yang biasa disebut sebagai simaksi. Informasi terkait cara memperoleh simaksi pendakian Gunung Gede Pangrango bisa membaca tulisan tentang cara booking online simaksi Gede Pangrango dan waspada calo simaksi ilegal. Pos simaksi Gunung Gede via Putri. Foto Kemudian ketika berada di lokasi pendakian sebelum mengakses pos-pos pendakian terlebih dahulu para calon pendaki harus melakukan validasi perizinan simaksi di pos pemeriksaan simaksi. Selain validasi simaksi, para petugas di pos ini biasanya akan memberikan briefing singkat terkait aturan pendakian kemudian cek kelengkapan dan logistik yang dibawa pendaki. Harap diketahui, segala bentuk barang yang berpotensi besar bisa menimbulkan sampah atau merusak ekosistem alam akan dilarang untuk dibawa. Sebisa mungkin kurangi membawa logistik yang mempunyai kemasan seperti mie instan dan minuman dalam kemasan yang sekali pakai. Trek dan Medan Pendakian Gunung Gede via Putri Sebagaimana sudah disinggung pada awal paragraf, mendaki Gunung Gede via jalur Putri akan melewati 5 pos yang dimulai dengan pos informasi dan pos terakhir yaitu Alun-alun Suryakencana. Basecamp – Pos 1 Para pendaki seringkali memulai perjalanan dari Basecamp kemudian menuju pos simaksi untuk keperluan validasi perizinan dan cek kelengkapan. Terkait basecamp, kami merupakan salah satu pengelola basecamp di jalur Putri yang lokasinya cukup dekat dengan pos simaksi sekitar 200 meter. Basecamp kami menyediakan layanan jasa penunjang pendakian seperti penginapan, jasa porter, jasa guide, sewa alat pendakian/kemping, dan paket pendakian. Sebagai informasi, jalur pendakian Gunung Gede via Putri sangat minim sumber air, diantara sumber air yang ada yaitu diperjalan menuju pos 1 ini. Selanjutnya tidak akan menemukan sumber mata air lagi selain di pos 5 yaitu Alun-alun Suryakencana, maka pastikan membawa persediaan air yang cukup. Medan yang akan dilalui pada awal perjalanan menuju pos 1 ini cukup landai dengan didominasi ladang warga. Ketika mulai memasuki kawasan hutan, kuntur mulai naik dengan medan berupa tanah merah, bebatuan diantara akar pepohonan. Perjalanan dari basecamp menuju pos 1 ini jaraknya hampir 2 km dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam. Gerbang menuju pos 1 Gunung Gede via Putri. Foto Pos 1 ini berada di ketinggian 1880 mdpl, terdapat gazebo sederhana yang bisa digunakan untuk berteduh beberapa orang. Selain itu, di sini juga biasanya ditemukan wargun yang menjual kopi, buah-buahan, gorengan, hingga nasi bungkus. Pos 1 – Pos 2 Legok Leunca Perjalanan menuju pos 2 Legok Leunca akan melewati medan berupa tanah merah, berbatu yang didominasi akar pepohonan dengan kontur yang mulai menanjak. Jarak tempuh dari pos 1 menuju pos 2 Legok Leunca sekitar 500 meter, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Medan menuju pos 2 Gunung Gede via Putri. Foto Youtube Pos 2 ini berada diketinggian 1993 mdpl dengan ciri khas seperti pos 1 yaitu adanya gazebo dan wargun disekitar area pos. Pos 2 – Pos 3 Buntut Lutung Menuju ke pos 3 Buntut Lutung medan yang dilalui hampir seperti ketika perjalanan meuju pos 2 yaitu barupa tanah diantara akar pepohonan dengan kontur menanjak. Jarak tempuh dari pos 2 menuju pos 3 Buntut Lutung sekitar 1 km dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Gazebo di pos 3 Buntut Lutung. Foto Youtube Seperti pos-pos sebelumnya, keberadaan gazebo dan wargun merupakan penanda bahwa sudah sampai di area pos yang dituju. Pos 3 – Pos 4 Simpang Maleber Perjalanan menuju pos 4 Simpang Maleber ini bisa dikatakan sebagai medan terberat sepanjang pendakian Gunung Gede via Putri. Adapun medan yang dilalui berupa akar pepohonan, tak jarang harus melewati ranting dan pohon yang tumbang menghalangi jalur. Kontur medan menuju pos 4 ini didominasi tanjakan dan sangat minim bonus medan landai. Medan menuju pos 4 Gunung Gede via Putri. Foto Youtube Sebelum sampai di pos 4 akan melewati pos bayangan yang disebut dengan Lawang Saketeng di ketinggian 2490 mdpl. Karena medan cukup berat dan jarak dari pos 3 menuju pos 4 cukup jauh, maka pos bayangan ini seringkali dijadikan tempat beristirahat. Jarak tempuh dari pos 3 menuju Pos 4 Simpang Maleber sekitar 1 km dengan waktu tempuh sektiar 2 jam. Adapun pos 4 ini berada diketinggian 2627 mdpl. Pos 4 – Pos 5 Suryakencana Timur Medan pendakian dari pos 4 menuju pos 5 alun-alun Suryakencana Timur masih seperti perjalanan dari pos 3 mke pos 4 yaitu didominasi tanjakan diantara akar pepohonan. Medan landai menyusuri jalan setapak berbatu. Foto Youtube Ketika kontur medan sudah mulai melandai menyusuri jalan setapak bebatuan, menandakan sudah dekat dengan tujuan yaitu pos 5 Alun-alun Suryakencana bagian Timur. Jarak tempuh dari pos 4 menuju pos 5 Alun-alun Suryakencana Timur sektiar setengah kilometer dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Menurut informasi dari plang penunjuk arah, total jarak tempuh dari lokasi pendakian Gunung Putri menuju Suryakencana adalah 6 km. Adapun waktu tempuh rata-rata untuk perjalanan dari basecamp Gunung Putri hingga sampai di Alun-alun Suryakencana adalah 7 jam. Alun-alun Suryakencana lokasi camp favorit. Foto Kamil Faisal Alun-alun Suryakencana yang berada pada ketinggian 2756 mdpl ini merupakan lokasi berkemah paling favorit karena arealnya luas sekitar 50 hektar dan kondisinya terbuka tidak rimbun seperti Kandang Badak. Faktor lain yang menjadikan Suryakencana lokasi untuk camp favorit yaitu keberadaan tanaman Edelweiss yang tumbuh di area tersebut. Meskipun tidak melimpah, sumber mata air di Alun-alun Suryakencana cukup untuk sekadar kebutuhan memasak para pendaki yang camp di lokasi tesebut. Namun pada saat musim kemarau terkadang sumber air cukup terbatas sehingga diperlukan effort lebih untuk mengambil air. Sebelum melanjutkan summit ke puncak Gede, kebanyakan pendaki akan camp dan bermalam di Alun-alun Suryakencana. Baru kemudian esoknya paginya melanjutkan pendakian ke puncak Gede untuk menyaksikan sunrise. Pos 5 – Puncak Gede Dari Alun-alun Suryakencana menuju puncak Gede akan melalui medan berupa ajalan setapak yang berbatu dengan kontur yang menanjak. Jarak tempuh dari Suyakencana meuju puncak Gede sekitar setengah kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Panorama Kawah Gede dan gunung Pangrango. Foto anon Puncak Gede berada di ketinggian 2958 mdpl yang merupakan puncak gunung tertinggi ke-3 di Jawa Barat setelah gunung Pangrango 3019 mdpl dan gunung Ciremai 3078 mdpl. Panorama gunung Pangrango dari atas puncak Gede Foto Sandy Lazuardi Dari atas puncak Gede ini bisa menikmati panorama kawah Gede dan gunung Pangrango yang berada disebelahnya. Keindahan alam dan puncak Gunung Gede cukup memanjakan mata, tak aneh jika gunung Gede sering disebut-sebut sebagai salah satu gunung favorit di Indonesia. Demikianlah tulisan tentang Jalur Pendakian Gunung Gede via Putri, semoga dapat menjadi referensi untuk anda yang berencana melakukan pendakian Gunung Gede. Informasi Pendakian Gunung Gede via Putri Sebagai salah satu pengelola basecamp di jalur Putri, kami kerap mendapatkan pertanyaan-pertanyaan terkait pendakian Gunung Gede khususnya untuk jalur putri. Kemudian untuk mempermudah para pendaki yang sedang mencari informasi terkait pendakian, kami merangkum pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam betuk FAQ. Silahkan simak daftar pertanyaan dan jawaban pada tulisan Informasi Pendakian Gunung Gede via Putri FAQ.

PendakianGunung Gede 2.958 MDPL. Jalur pendakian Gunung Gede Pangrango via Putri merupakan salah satu jalur resmi yang bisa dilalui oleh pendaki untuk menuju ke Alun-alun Surya Kencana Gunung Gede. Jalur via Putri ini terbilang cukup berat dibandingkan dengan jalur via Cibodas. Namun, banyak pendaki mengatakan bahwa jalur pendakian Gunung Gede
AccueilSujetsMis à jour le 15 septembre 2021Aménagements permanents ou saisonniers, les rues piétonnes et partagées offrent un environnement de marche sécuritaire et convivial, au cœur de la ville. Découvrez ces rues qui encouragent la marche à pied et profitez d’espaces de rencontre, de détente et d’animation au cœur de vos est une ville où il fait bon marcher et profiter des lieux publics. En misant sur le fort potentiel que représentent les rues locales, la Ville soutient la création de nouveaux espaces publics de proximité où se rencontrer. La piétonnisation des rues s’inscrit pleinement dans cette démarche, en favorisant l’appropriation des lieux, la découverte d’un quartier et les interactions entre ceux et celles qui le font ou partagée quelle différence ?A Montréal, il existe plusieurs types de rues qui privilégient les piétons et la marche à pied La rue piétonne qui, comme son nom l’indique, est réservée à l’usage exclusif des piétons. La rue piétonne avec zone lenteur qui accepte les cyclistes, planchistes et adeptes de la trottinette et du patin à roues alignées, à condition qu’ils roulent lentement et accordent la priorité aux piétons en tout rue partagée qui est un espace de cohabitation entre piétons, vélos et véhicules automobiles. Malgré tout, le piéton est prioritaire dans une rue partagée! Il peut circuler où il veut, dans le sens qui lui convient, et peut traverser la rue en tout lieu et à tout moment. La vitesse des véhicules est limitée à 20km/h et la rue doit être aménagée de façon une rue piétonneLa marche est le meilleur moyen de profiter des quartiers montréalais et de découvrir l’ambiance et les cultures trouver une rue piétonne ou partagée à Montréal, vous pouvez consulter notre carte de la ville pour localiser les rues rapidement;accéder à notre index et choisir votre Montréal à piedLes rues piétonnes sont très populaires à Montréal et font partie du paysage urbain, en particulier pendant la saison estivale. Elles favorisent la création de liens entre les lieux et les personnes, et assurent le dynamisme d’un quartier et de ses commerces. Leur caractère sécuritaire joue également grandement en leur faveur. Les automobiles n’étant pas autorisées, où de manière très contrôlée, les piétons se sentent davantage en sécurité et le risque d’accident est bien moindre. On observe également une diminution des nuisances liées à la circulation automobile, comme la pollution de l’air, le bruit et le les aménagements plus spacieux de ces rues permettent à chaque marcheur de trouver son rythme, quelle que soit sa condition physique, et encouragent les déplacements sur le sujetArticles et conseilsBienvenue à la halte Bellerive de Mercier-Est!Bienvenue sur la rue Wellington piétonneDe Castelnau Piétonne juste pour vous cet étéDes rues piétonnes et des espaces publics animés tout l’étéLe chemin GilfordLe Parcours Gouin une histoire d’amitié avec la rivière des PrairiesLes piétonnisations au cœur de Ville-MarieLes terrasses RoyPiétonnisation de l'avenue du Mont-RoyalPiétonnisation de l'avenue DuluthPiétonnisation de l’avenue BernardPiétonnisation de la rue Ontario
Pesona Gunung Merapi Jogjakarta Si Ganas Namun Eksotis •Pesona Keindahan Puncak Lawang Bogor •Pesona Kuliner Di Cafe Kekinian Lereng Anteng Panoramic •Pesona Wisata Treetop Adventure Park Kota Semarang •Peta Lokasi dan Fasilitas Ranto Canyon Wisata Adrenalin Brebes •Peta Lokasi dan Harga Paket Outbound Murah Bogor Puncak Selain terkenal akan jalur pendakiannya yang berada di Cibodas, Gunung Gede juga punya jalur pendakian lain yang tak kalah populer, yaitu jalur Gunung Putri. Dibanding jalur lainnya, jalur Gunung Putri ini memiliki jarak yang paling pendek dengan Alun-Alun Surya karena itu, jika kamu ingin cepat-cepat ke Surya Kencana, harus mendaki lewat jalur Putri. Berikut ini akan dibahas dengan lengkap info pendakian Gunung Gede melalui jalur Gunung Putri. Simak Lokasi Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Ketinggian mdpl Jenis Stratovolcano Letusan terakhir 1957 Jalur pendakian Cibodas, Gunung Putri, Selabintana Pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP 2. Booking Sebelum melakukan pendakian, kamu wajib melakukan booking online. Booking-nya bisa kamu lakukan di website booking online situs web tersebut juga sudah tertera tata cara booking dan syarat mendaki lengkap. Bacalah dengan saksama, karena persyaratannya cukup Transportasi ke basecamp Gunung IndustriGunung Putri ini sebenarnya bukan sebuah gunung, namun hanya nama wilayah saja. Wilayahnya berada di Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten dengan Cibodas tidak terlalu jauh, hanya terpaut beberapa kilometer. Berikut adalah rute transportasi ke Gunung bus Dari Jakarta ataupun Bandung, naik bus yang melewati kawasan Puncak, Bogor Lalu bilang ke kernet untuk turun di pertigaan menuju Gunung Putri, bukan Cibodas Setelah turun, dilanjutkan naik ojek menuju basecamp pendakian Rp20-30 ribu Menggunakan kendaraan pribadi Menuju kawasan Cipanas, Cianjur Lanjut menuju basecamp Gunung Putri Baca Juga Info Wisata Gunung Papandayan Rute, Harga Tiket, Tips, dan Pendakian 4. Tips mendaki Gunung Membaca persyaratan pendakian di website TNGGP dengan saksama Membawa peralatan pendakian lengkap Jika ingin mendaki di hari libur, lakukan booking dari jauh hari sebelum kuota pendakian habis Datanglah ke basecamp di pagi hari. Jika tidak bisa, menginap saja dulu di homestay Gunung Putri sehari sebelum pendakian Membawa banyak air di musim kemarau Mulai pendakian di pagi hari 5. pagi hari setelah melakukan registrasi pendakian, sarapan, dan packing; kamu tinggal melakukan pendakian. Basecamp - Pos 1 - Pos 2 - Pos 3 - Pos 4 - Surya Kencana Timur 8 jam Dari basecamp menuju Surya Kencana ini medan jalur didominasi oleh hutan berakar dan menanjak cukup curam. Saat mendekati Surya Kencana, jalur akan melandai dan rimbunan hutan berkurang. Surya Kencana Timur - Barat 1 jam Pendaki diharuskan pindah ke Barat karena sumber air muncul di musim hujan dan jalur menuju puncak berada di sana. Perjalanan yang satu ini akan sangat menyenangkan karena kamu sedang berjalan di taman bunga yang luas! Setelah tiba di Surya Kencana Barat, kini tinggal mendirikan tenda untuk bermalam dan pendakian dilanjutkan esok hari. Pastikan kamu tidak mendirikan tenda di tengah lapangan, karena bisa terkena hantaman badai. Dirikanlah tenda dekat rimbunan Surya Kencana Barat - Puncak 1 jam Dengan jalur yang menanjak, dipenuhi pohon cantigi, dan saat mendekati puncak akan tercium bau belerang. Jika sudah menikmati momen dan berfoto di puncak, tinggal kembali ke Surya Kencana. Kemudian packing barang bawaan dan turun ke basecamp. Waktu turun jangan lebih dari pukul 2 siang agar tidak kemalaman saat tiba di itulah info seputar pendakian Gunung Gede via jalur Gunung Putri. Yuk cepetan booking, jangan sampai kehabisan kuota pendakiannya! Baca Juga 5 Tips Naik Gunung Saat Musim Hujan, Mendaki Tetap Aman dan Nyaman IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Daftariklan Ruang Usaha di Disewakan dekat Pasar Gunung Batu di Bogor, Jawa Barat. Harga Termurah ️ Bisa KPR ️ Strategis ️Agen Resmi & Terpercaya ️

Index de rue de A à C À mesure que progressent les recherches, vous pourrez découvrir ici l’histoire de plusieurs autres grandes rues notamment le chemin de la Côte-des-Neiges ainsi que les rues du Centre et de la Commune.

Gununggede via putri maps - Ada sejumlah pegunungan yang indah di semua Indonesia yang sediakan target liburan indah. Liburan gunung mampu

Les piétons auront plus que jamais le haut du pavé l’été prochain à Montréal la Ville a reçu 14 demandes de financement pour des projets de piétonnisation, dans sept arrondissements. Des rues qui ont déjà été fermées à la circulation automobile l’été dernier répéteront l’expérience, comme l’avenue du Mont-Royal, la rue Wellington, à Verdun, et certains tronçons de la rue Sainte-Catherine. Mais d’autres artères commerciales souhaitent aussi se faire plus attirantes pour les piétons, sans pour autant bannir les voitures, comme la rue Masson, dans le quartier Rosemont, et le boulevard Saint-Laurent. Au cours de l’été 2020, les fermetures de rues se sont décidées rapidement, en réaction à la pandémie de COVID-19 et aux restrictions imposées à la population. Cette année, la Ville de Montréal s’y est prise un peu plus à l’avance elle a annoncé le mois dernier une enveloppe de 4 millions pour financer des projets de piétonnisation, qui pourront recevoir un maximum de 400 000 $ chacun. Les 14 projets reçus témoignent d’un grand enthousiasme » pour cette formule, selon Luc Rabouin, maire de l’arrondissement du Plateau-Mont-Royal et responsable du développement économique au comité exécutif de la Ville. Les artères commerciales qui seront retenues pour obtenir du financement devront démontrer que leur projet contribuera à la relance économique du secteur et qu’il obtient l’accord de la majorité des commerçants qui y ont pignon sur rue, explique M. Rabouin. C’est un défi, parce que ces projets sont parfois clivants certains commerçants sont vraiment pour, d’autres sont vraiment contre, reconnaît-il. On invite les arrondissements à mettre en place des mesures pour accommoder les commerces qui pourraient être désavantagés. » Divisions rue Ontario Ce clivage est visible rue Ontario, dans l’arrondissement de Mercier–Hochelaga-Maisonneuve, qui était interdite aux véhicules l’été dernier. Pour la prochaine saison estivale, la direction de l’arrondissement propose de la fermer de nouveau à la circulation, entre les rues Pie-IX et Nicolet. D’un côté, des commerçants ont lancé une pétition pour que le tronçon fermé soit élargi plus à l’ouest, jusqu’à la rue Moreau. De l’autre, des gens d’affaires mènent une campagne pour s’opposer à toute forme de piétonnisation. Entre les deux, la Société de développement commercial SDC d’Hochelaga-Maisonneuve propose de fermer la rue seulement quatre jours par semaine. Une piétonnisation partielle semble être le meilleur compromis », dit Jimmy Vigneux, directeur général de la SDC. Selon les consultations menées par l’organisme, seulement 6 % des commerçants sont en faveur d’une piétonnisation complète, alors que 70 % favorisent une fermeture de la rue quelques jours par semaine. Des discussions sont en cours entre la SDC et l’arrondissement afin d’apporter des ajustements au projet, qui sera présenté lundi soir aux commerçants et à la population, indique Catherine Barbeau, responsable des communications au bureau des élus de l’arrondissement de Mercier–Hochelaga-Maisonneuve. Selon Claude Lessard, propriétaire de la Papeterie de l’Est, une fermeture de la rue serait catastrophique pour certains commerces. L’été dernier, un client sur trois se plaignait, dit-il. La cliente qui vient chercher son colis au comptoir Purolator ou UPS, elle doit marcher trois coins de rue avec sa grosse boîte pour se rendre à sa voiture. Ça n’a pas de bon sens ! » Les projets de piétonnisation sont bons pour les restaurants et les bars avec terrasse, mais pour les services, comme les salons de coiffure ou d’esthétique, ou encore les restaurants qui font du take-out, ça peut être désastreux, parce que les clients ne peuvent pas arrêter devant leur commerce », admet Billy Walsh, président de l’Association des SDC de Montréal, qui dirige aussi la SDC de la Promenade Wellington. PHOTO DAVID BOILY, ARCHIVES LA PRESSE Certaines artères commerciales feront plus de place aux piétons, sans pour autant bannir les voitures. Partager la rue Ailleurs, on se prépare à des projets hybrides. La rue Sainte-Catherine Ouest, par exemple, sera réservée aux piétons la fin de semaine seulement, révèle Glenn Castanheira, directeur général de Montréal centre-ville. La rue Sainte-Catherine déborde déjà la fin de semaine, alors vous pouvez imaginer ce que ça sera l’été », dit M. Castanheira. La rue Peel et le boulevard Saint-Laurent ne seront pas fermés à la circulation, mais feront plus d’espace aux piétons. Même chose rue Masson, où les commerçants voulaient diviser la chaussée en deux, pour ne conserver qu’une seule voie de circulation automobile. Ils ont toutefois dû renoncer à leur projet, parce qu’un périmètre de sécurité a été érigé autour du clocher de l’église Saint-Esprit-de-Rosemont, qui a été jugé dangereux. On a plutôt opté pour des quais thématiques », à cinq intersections du secteur, où les piétons pourront faire des haltes, s’asseoir à l’ombre et éventuellement profiter d’un peu d’animation, indique Kheir Djaghry, directeur général de la SDC de la Promenade Masson. Le service du développement économique de la Ville de Montréal devrait annoncer à la mi-avril les projets qui seront retenus pour recevoir du financement.

fjOSrN. 491 499 353 278 102 23 237 194 192

peta gunung gede via putri